Selasa, 09 Maret 2010

PELAYANAN DIBIDANG SAMSAT, KESEHATAN, DAN PARIWISATA BERBASIS INFORMASI TEKNOLOGI


MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DOSEN : Dr. HARYANTO PRABOWO, SE., MS.











OLEH :

DIAN MARTIANA

NIM : 4122508210121


DISAJIKAN UNTUK MEMENUHI NILAI UJIAN AKHIR SEMESTER

PADA UNIVERSITAS WINAYA MUKTI BANDUNG

TAHUN 2010







KATA PENGANTAR


Dengan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, serta berkat ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen

Tujuan penyusunan tugas ini untuk memperoleh nilai Ujian Akhir Semester pada semester II program pendidikan Pasca Sarjana pada Universitas Winaya Mukti Bandung.

Adapun tugas disusun dengan judul: “Peleyanan Konsumen di bidang Samsat, Kesehatan dan Pariwisata Berbasis Informasi Teknologi”

Di dalam penyusunan tugas ini tentunya penulis menyadari bahwa tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak terutama berbagai referensi yang diperoleh dari internet dan buku oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua elemen yang telah menyediakan bahan-bahan untuk dijadikan sebagai referensi oleh kami dalam penyusunan tugas ini.

Meskipun dengan berbagai upaya telah penulis lakukan, tidak menutup kemungkinan di dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna.

Namun demikian, penulis berharap mudah-mudahan tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Amin ya robbal alamin.







BAB I

PENDAHULUAN



Sebagaimana kita ketahui seiring perkembangan teknologi informasi secara global yang melanda seluruh aspek kehidupan dan membawa banyak sekali perubahan secara revolusioner, contoh sederhana adalah begitu maraknya pemakaian ponsel walaupun untuk sekedar bertelepon dan ber-sms ria, didunia perbankan tentu sudah tidak asing lagi dengan yang namanya ATM dan internet banking. Fenomena chatting di kalangan kaum muda yang begitu besar walaupun masih dalam taraf “ngobrol ngalor ngidul”. Di dunia bisnis pemanfaatan email dan website telah mampu meningkatkan performa dan daya saing bisnis di era globalisasi dimana kebutuhan akan komunikasi yang cepat dan ketersediaan data untuk proses pengambilan keputusan dan proses transaksi yang kompleks menuntut dunia bisnis untuk selalu meningkatkan pemanfaatan TI dalam berbagai aspek bisnis, dari sekadar menampilkan info perusahaan (web presence) sampai proses transaksi yang lebih rumit (semisal e-commerce dan e-bussiness).

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat tidak hanya didunia perbankan saja tetapi telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan, pariwisata dan pemerintahan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Dibidang pariwisata dengan adanya informasi teknologi dapat memudahkan wisatawan mengetahui letak geografis dan lokasi pariwisata yang dikehendaki dan nyaman untuk dikunjungi lewat internet , fackbok dan informasi teknologi lainnya. Dibidang pemerintahan yang mengutamakan pelayanan diterapkan adanya Samsat On-line sehingga memudahkan setiap wajib pajak untuk membayar pajak kendaraan bermotor di wilayah propinsi masing-masing tidak harus membayar pajaknya ditempat domisili kendaraan tersebut didaftarkan ,dengansarat semua berkas lengkap sesuai dengan atauran yang ada

Saat ini perkembangan teknologi sudah memasuki banyak bidang. Sudah banyak sekarang instansi-instansi yang memanfaatkan informasi teknologi untuk membantu aktivitas para stafnya.









BAB II

IMPLEMENTASI INFORMASI TEKNOLOGI

BIDANG PELAYANAN SAMSAT



A. Fenomena Electronic Government

Pada tataran pemerintahan kita mengenal istilah egovernment yang sedang menjadi trend saat ini, Bagaimana pemanfaatan Informasi Teknologi di pemerintahan yang kita kenal dengan fenomena “egovernment”nya ? Ternyata pemanfaatan Informasi Teknologi di pemerintahan tidak seperti yang kita bayangkan, pengertian Informasi Teknologi di pemerintahan masih sebatas komputer untuk pengetikan dan mendukung proses administrasi semata. Fungsi Informasi Teknologi untuk proses pengolahan data dan transaksi yang komplek serta penyediaan informasi publik masih jauh dari harapan. Apalagi proses pengambilan keputusan berbasis Informasi Teknologi masih belum menjadi fokus perhatian. Hal yang paling sederhana misalnya penyediaan data/ informasi publik untuk kepentingan masyarakat terkadang masih dijumpai keengganan sebagian birokrat untuk membuka akses kepada publik supaya dapat meminta data dan informasi publik (share data) yang memang data/ informasi tersebut untuk konsumsi publik.


B. Perkembangan Samasat On-Line

Dengan diberlakukanya Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang pemberian keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999, juga Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 jo, Undang-undang nomor 18 tahun 1887 tentang pajak daerah dan retribusi daerah telah memberikan landasan yang kokoh terhadap dasar –dasar regulasi pendapatan daearah.

Dengan mengacu kepada Visi dan Misi sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya serta dengan ketentuan yang berlaku, Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat dalam kedudukanya sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah provinsi Jawa Barat di bidang pendapatan, memegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan daearh, khususnya dalam bidang pendapatan daearh yang menjadi primadonanya adalah pemungutan pajak kendaraan bermotor (PKB) yang setiap tahunya terus meningkat dengan pesatnya.

Sebagai salah satu fungsi dari manajemen Pendapatan Daerah terus melakukan berbagai inovasi serta upaya untuk meningkatkan sistem pelayanan baik sitem pelayanan ditempat maupun dengan mengembangkan sistem Informasi teknologi dibidang pelayanan gunan mencapai kepuasan pelayanan terhadap wajib pajak /masyarakat dengan mengadakan Samsat Online.


C. Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Samsat Berbasis web.

Kantor Bersama Samsat merupakan salah satu tempat pelayanan publik yang menangani pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) yang akan selalu berubah harus menyesuaikan dengan kondisi perkembangan masyarakat yang selalu menuntut adanya peningkatan pelayanan publik. Untuk mewujudkan pelayanan prima dan memenuhi tuntutan publik terhadap peningkatan pelayananan, maka diperlukan adanya pemanfaatan terhadap teknologi informasi. Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi tersebut adalah dengan merancang sistem informasi berbasis web yang sistematis dan terintegrasi dimana aplikasi tersebut ditujukan untuk kepentingan publik maupun untuk kepentingan intern Samsat dalam menunjang fungsi pelayanan. Dengan aplikasi berbasis web ini, publik maupun pegawai dapat dengan mudah mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan setiap saat karena informasi yang ada disimpan dengan rapi dan aman dalam basis data.


Data primer pada Perancangan Sistem Informasi ini dilakukan di kantor Samsat. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisa sistem yang sudah ada untuk kemudian diterjemahkan dalam bentuk sistem informasi berbasis web. Data primer pada perancangan ini, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber utama berupa hasil dari wawancara. Sedangkan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen yang ada di bagian PDE (Pusat Data Elektronik) dan studi kepustakaan yang dapat menunjang penelitian.Pada pengembangan perangkat lunak merupakan tahap perancangan aplikasi menggunakan bahasa pemrograman PHP (Personal Home Pages) yang didukung dengan database MySQL, di antaranya dengan merancang prosedur masukan data sehingga data yang masuk ke dalam sistem benar, merancang masukan dan keluaran yang efektif, dan merancang antar muka pengguna. Aplikasi registrasi identitas kendaraan bermotor dalam menunjang fungsi pelayanan yang dibuat berbasis web, sehingga dapat diakses melalui TCP/IP dalam jaringan intranet/internet bagian Pelayanan Samsat wilayah Bandung Timur.Ada pun masalah yang muncul untuk diteliti yaitu belum adanya sistem informasi yang terintegrasi menyebabkan kecepatan pelayanan terhadap publik menjadi kurang maksimal, belum adanya alternatif bagi publik atau wajib pajak dalam melakukan registrasi kendaraan bermotor yang dapat dilakukan dengan bantuan aplikasi berbasis web, sulitnya untuk mengetahui pajak kendaraan bermotor, nilai jual yang sewaktu-waktu ditanyakan oleh wajib pajak karena masih dilakukan secara manual. Sedangkan tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk merancang SIM (Sistim Informasi Manajemen) berbasis web dalam menunjang proses kecepatan pelayanan terhadap publik, memberikan alternatif pelayanan kepada publik dalam melakukan registrasi kendaraan bermotor melalui oleh wajib pajak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah membantu memberikan solusi pemecahan masalah dalam proses pelayanan Samsat untuk meningkatkan performansi Samsat, mempermudah dan meminimasi proses pegawai dalam mencari dan mendapatkan informasi yang diinginkan. Dalam penelitian ini berupa penelitian dilakukan di wilayah Bandung bertepat di Samsat Bandung Timur, aktivitas yang diteliti adalah aktivitas yang ada dalam layanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pengesahan STNK tiap tahun dan Daftar ulang STNK tiap 5 tahun, penelitian ini hanya sampai pada tahap implementasi dan pengujian saja tidak sampai ke tahap evaluasi dan pemeliharaan sistem, dan hal-hal diluar hal teknis tidak dibahas. Hasil dari penelitian ini berupa SIM (Sistem Informasi Manajemen) berbasis web dalam menunjang proses kecepatan pelayanan terhadap publik, khususnya di Samsat. Selaian itu SIM yang baru ini dihrapkan memberikan alternatif pelayanan kepada publik dalam melakukan registrasi kendaraan bermotor melalui aplikasi berbasis web. Bagi pihak Samsat sendiri dengan adanya SIM ini dapat memberikan kemudahan bagi pihak intern Samsat dalam proses pencarian informasi mengenai pajak kendaraan bermotor, nilai jual yang sewaktu-waktu ditanyakan oleh wajib pajak. E-service merupakan suatu aset dalam bentuk apa pun yang disediakan melalui internet atau teknologi komputasi lainnya untuk menciptakan efisiensi baru.


D. Pelaksanaan Samsat Online

Pada awal tahun 2010 Dinas pendapatan mengadakan Launching Samsat Online Jabar. Rangkaian kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat, kapolda Jawa Barat dan dari unsur Jasa Raharja . Untuk diketahui bersama, dalam membangun Sistem Samsat Online Jawa Barat selama ini pihak Dispenda Jawa Barat berupaya penuh untuk melaksanakan Samsat online dengan tidak ada hambatan atau kendala. untuk mendorong penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang profesional melalui kegiatan asistensi/pendampingan dan back-up teknis kesinergian dalam rangka capacity building pengelolaan keuangan negara & pembinaan SPIP. Dengan diimplementasikannya sistem Samsat Online Jabar ini, yang dulunya seluruh kantor Samsat di wilayah Provinsi Jawa Barat belum terhubung dengan jaringan, sekarang sudah terhubung secara online. Melalui Sistem Samsat Online Jabar, masyarakat dapat melakukan pembayaran pajak kendaraannya di mana saja di wuilayah Provinsi Jawa Barat. Mereka dapat melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor di Kantor Samsat dan tidak mesti/harus di Kantor Samsat kendaraan mereka terdaftar.


Sebagai contoh, warga masyarakat yang memiliki kendaraan terdaftar di Kantor Samsat Cirebon, kini dapat melakukan pembayaran pajak kendaraan mereka tahun berikutnya di kantor Samsat lain manapun di Provinsi Jawa Barat. Bentuk pelayanan yang terintegrasi di bidang ke-Samsat-an ini merupakan yang pertama di Indonesia. Beberapa provinsi lain di Indonesia memang sudah melakukan inovasi pelayanan melalui Samsat Mobile, dimana setiap warga masyarakat dapat melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor secara online di Samsat Mobile ini. Namun, pelayanan secara online ini hanya dapat dilakukan terbatas di Samsat Mobile itu saja. Biasanya, pelayanan yang melibatkan antar kantor Samsat belum dapat dilakukan di provinsi tersebut. Sepanjang yang kita ketahui, provinsi di Indonesia yang unggulan di bidang pelayanan ke-samsat-an adalah Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur. Namun demikian pelayanan online yang dilakukan di kedua Provinsi tersebut masih bersifat parsial pada beberapa kantor Samsat-nya.


Inilah yang membedakan implementasi Samsat Online di Provinsi Jawa Barat dengan provinsi lainnya. Implementasi secara terintegrasi di Provinsi Jawa Barat juga dinilai lebih efisien karena untuk kepentingan pengintegrasian tidak digunakan channel-channel teknologi komunikasi yang kompleks. Strategi implementasi Samsat Online Jawa Barat adalah menggunakan pendekatan yang sederhana dan dapat diimplementasikan (implementable). Sebagai contoh, jaringan komunikasi data untuk kepentingan Samsat Online ini menggunakan teknologi VPN MPLS dari PT Telekomunikasi Indonesia yang memiliki kemudahan implementasi di sisi pengguna (Dispenda Provinsi Jawa Barat) dan tidak menggunakan private connection. Manfaat lain dari implementasi Sistem Samsat Online Kaltim yang sudah diuji cobakan mulai tahun 2009 adalah pendapatan dari seluruh Kantor Samsat yang ada di Wilayah Provinsi Jawa Barat, dapat dimonitor secara real time (secara online) pada Situation Room Kantor Dispenda Provinsi Jawa Barat di Bandung dan tersedianya fasilitas pelayanan informasi kepada masyarakat melalui SMS. Sistem Samsat Online Jawa Barat telah di-design untuk menciptakan suatu kegiatan pengendalian pada proses penerimaan pendapatan di masing-masing Kantor Samsat. Kegiatan Pengendalian ini dimaksudkan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat yang pada akhirnya akan berujung pada peningkatan penerimaan pendapatan. Bukti nyata yang telah dicapai setelah sistem Samsat Online Jawa Barat dijalankan adalah terdapat kenaikan penerimaan pajak kendaraan yang signifikan. Jika dibandingkan dengan penerimaan tahun 2008, terjadi kenaikan realisasi penerimaan sebesar 45,30%.






BAB III

IMPLEMENTASI INFORMASI TEKNOLOGI

BIDANG KESEHATAN



A. Peran Teknologi Informasi untuk Mendukung Pelayanan

Informasi teknologi dibidang kesehatan merupakan salah satu upaya dalam memberikan kepuasan pelayanan terhadap masyarakat. Biasanya sering digunakan oleh manajeman rumah sakit ,Dengan adanya system informasi teknologi di Rumah sakit dapat memudahkan para Dokter dan perawat mendetaksi riwayat penyakit pasiennya. Dan memberikan informasi seluas luasnya terhadap kalayak masyarakat tentang cara mekanisme pelayanan medis yang diberikan dan penyakit apa saja yang bias ditangani dengan berbagai alat medis yang tersedia hal ini ditampilkan lewat internet/wabseit rumah sakit tersebut. Jadi pihak keluarga yang akan melakukan rawat inap anggota keluarganya yang menderita penyakit khusus missal paru-paru, jantung cukup dengan meng klik wabseit/internet rumah sakit kusus contohnya Rumah Sakit paparu Provinsi Jawa Barat beralamat di jalan kejasan Sidawani Sumber kabupaten Cirebon yang secara khusus melayani pasennya dengan gangguan paru -paru. dengan berbagai macam pelayanan dan klaster sesuai dengan kemampuan pasiennya. Pada rumah sakit ini telah menggunaan system informasi teknologi yang diterapkan pada bagian Rekam medis dengan telah diterapkannya sisten informasi teknologi dapat mendukung pelayanan rawat inap, rawat jalan maupun rawat darurat. Berbagai hasil pemeriksaan laboratoris baik berupa teks, angka maupun gambar (seperti patologi, radiologi, kedokteran, kardiologi sudah tersedia dalam alat jaringan Rekam Medis . Disamping itu, catatan klinis pasien yang ditemukan oleh dokter maupun perawat juga telah dimasukkan ke dalam komputer baik secara langsung (dalam bentuk teks bebas atau terkode) maupun menggunakan dictation system. Sedangkan pada bagian rawat intensif, komputer akan mengcapture data secara langsung dari berbagai monitor dan peralatan elektronik. Sistem pendukung keputusan juga sudah diterapkan untuk membantu dokter dan perawat dalam menentukan diagnosis, pemberitahuan riwayat paru-paru, pemilihan obat serta mematuhi protokol klinik. Dengan kelengkapan fasilitas seperti ini, dokter secara rutin menggunakan komputer untuk menemukan pasien, mencari data klinis serta memberikan instruksi klinis. Namun demikian, bukan berarti kertas tidak digunakan. Dokter masih menggunakannya untuk mencetak ringkasan data klinis pasien rawat inap sewaktu melakukan visit. Di bagian rawat jalan, ringkasan klinis tersebut dicetak oleh stafadministratifterlebihdahulu.

Di rumah sakit tersebut, berbagai upaya dilakukan, baik formal maupun non formal untuk melibatkan dokter dan dalam perancangan dan modifikasi sistem. Dokter, perawat maupun tenaga kesehatan lain yang memiliki pengalaman informatik dilibatkan sebagai penghubung antara klinisi dan sistem informasi. Hal ini terutama sangat penting dalam merancangn sistem pendukung keputusan klinis

saat ini perkembangan teknologi sudah memasuki banyak bidang. Sudah banyak sekarang instansi-instansi yang memanfaatkan TI untuk membantu aktivitas para staffnya. Pemanfaatan TI di dunia medis sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat luas.


TI sudah memegang peranan yang penting dunia medis. Sebagai cabang ilmu baru di bidang komputer cukup banyak penerapan yang dapat dilakukan oleh Data Mining. Apalagi ditunjang kekayaan dan keanekaragaman berbagai bidang ilmu (artificial intelligence, database, statistik, pemodelan matematika, pengolahan citra, dsb) (Sucahyo, 2003) membuat penerapan data mining menjadi makin luas dimana salah satu penerapannya adalah di bidang medis. Banyak fakta yang sudah beredar saat ini, jika TI sudah tidak dapat ditinggalkan lagi penggunaannya dalam dunia medis. Seperti yang telah disampaikan beberapa waktu yang lalu menteri Kesehatan, Fadilah Supari yang mencanangkan gerakan nasional keselamatan pasien (patient safety) di rumah sakit. Saat ini, berbagai rumah sakit sudah mulai menerapkan sistem informasi rumah sakit berbasis komputer untuk mendukung manajemen keuangan (khususnya billing systems), dan pelayanan terhadap pasien yang sudah melibatkan penggunaan data mining. Jika rumah sakit sudah melewati tahap tersebut, langkah selanjutnya adalah pengembangan sistem informasi klinik. Di sini, peran penting TI tidak lepas dari potensinya untuk mencegah medical error. Seperti diketahui, ada dua pandangan mengapa error dapat muncul di rumah sakit. Yang pertama, error terjadi karena kesalahan individual tenaga kesehatan. Yang kedua, kesalahan individual tidak akan muncul jika manajemen memiliki mekanisme untuk mencegah.


B . Aplikasi teknologi informasi untuk mendukung manajemen informasi kesehatan

Secara umum masyarakat mengenal produk teknologi informasi dalam bentuk perangkat keras, perangkat lunak dan infrastruktur.

1. Perangkat Keras

Perangkat keras atau Hardware meliputi

a. Perangkat input : keyboard, mouse, scanner, mic, dll

b. Perangkat output : monitor, printer, speaker, dll

2. Perangkat Lunak

Perangkat lunak atau Software meliputi

a. Sistem Operasi : Windows, Linux, atau Mac

b. Program Aplikasi : Microsoft Office, Visual Basic, dll

3. Aspek Infrastruktur

Pada aspek infrastruktur, kita mengenal ada istilah jaringan komputer baik yang bersifat terbatas dan dalam kawasan tertentu (misalnya satu gedung) yang dikenal dengan nama Local Area Network maupun jaringan yang lebih luas, bahkan bisa meliputi satu kabupaten atau negara atau yang dikenal sebagai Wide Area Network (WAN).

Perangkat keras, perangkat lunak, serta infrastruktur, ketiga-tiganya memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas maupun efisiensi manajemen informasi kesehatan.


C. Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record)

Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di rumah sakit adalah penerapan rekam medis medis berbasis komputer. Dalam laporan resminya, Intitute of Medicine mencatat bahwa hingga saat ini masih sedikit bukti yang menunjukkan keberhasilan penerapan rekam medis berbasis komputer secara utuh. Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara prinsip adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien.

6

D. Faktor keberhasilan penerapan rekam medis berbasis komputer?

Faktor yang menentukan keberhasilan dalam menerapkan rekam medis berbasis komputer,yaitu:

1. Laedership

2. Komitmen

3. Visi organisasi

4. SDM yang profesional

Leadership dari pimpinan rumah sakit merupakan faktor terpenting. Hal ini ditandai dengan komitmen jangka panjang serta visi sangat jelas. Seringkali klinisi senior yang menjadi leader dalam komputerisasi dan menjalin kerjasama dengan ahli informatika. Selanjutnya komitmen tersebut direalisasikan secara finansial maupun sumber daya manusia. Bertujuan untuk meningkatkan proses klinis dan pelayanan pasien.
Penerapan informasi teknologi untuk rekam medis merupakan effort yang luar biasa. Sehingga setiap pasien yang akan melakukan perawatan dirumah sakit tersebut dengan mudah mengolah data mulai dari riwayat penyakit yang diderita hingga keadaan keluarga pasien maupun sudah melakukan rawat inap. Pasien dapat secara cepat melakukan proses pemulangan ke keluarga dengan data yang telah tersedia dari mulai pasen tersebut dirawat di rumah sakit.


E. Hambatan dan kendala


Tidak dipungkiri bahwa masih banyak kendala dalam penerapan teknologi informasi untuk manajemen kesehatan di rumah sakit. Jika masih dalam taraf pengembangan sistem informasi transaksi (misalnya data administratif, keuangan dan demografis) problem sosiokultural (budaya sosial) tidak terlalu kentara. Namun demikian, jika sudah sampai aspek klinis, tantangan akan semakin besar. Di sisi lain, persoalan kesiapan SDM seringkali menjadi pengganjal. Pemahaman tenaga kesehatan di rumah sakit terhadap potensi TI kadang menjadi lemah karena pemahaman yang keliru. Oleh karena itu penguatan pada aspek pengetahuan dan ketrampilan merupakan salah satu kuncinya. Disamping itu, tentu saja adalah masalah finansial. Tanpa disertai dengan bantuan tenaga ahli yang baik, terkadang investasi TI hanya akan memberikan pemborosan tanpa ada nilai lebihnya.


F. Menerapkan aplikasi


Dari konteks teknologi informasi dan komunikasi, dapat dikatakan bahwa pelbagai aplikasi sangat potensial sekali diterapkan di dunia medis. Akan tetapi kita harus memperhatikan bahwa hingga saat ini secara kultural, dunia medis, termasuk yang sudah menerapkan infrastruktur elektronik secara canggih sebagian besar transaksi informasi klinis masih berjalan secara face to face. Sehingga tidak salah bila ada yang mengatakan bahwa keberhasilan sistem informasi di rumah sakit 90% merupakan masalah sosial kultural dan hanya 10% saja yang merupakan masalah informatika.


G. Refleksi bagi komunitas rekam medis


Mengingat pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cukup pesat, komunitas rekam medis perlu memahami berbagai konsep serta aplikasi medical informatics (informatika kedokteran/kesehatan). Dalam pengertian yang lebih rinci, Shortliffe mendefinisikan informatika kedokteran sebagai berikut: “Disiplin ilmu yang berkembang dengan cepat yang berurusan dengan penyimpanan, penarikan dan penggunaan data, informasi, serta pengetahuan (knowledge) biomedik secara optimal untuk tujuan problem solving dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informatika kedokteran bersentuhan dengan semua ilmu dasar dan terapan dalam kedokteran dan terkait sangat erat dengan teknologi informasi modern, yaitu komputer dan komunikasi. Kehadiran informatika kedokteran sebagai disiplin baru yang terutama disebabkan oleh pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan komputer, menimbulkan kesadaran bahwa pengetahuan kedokteran secara esensial tidak akan mampu terkelola (unmanageable) oleh metode berbasis kertas (paper-based methods).”

Dengan demikian, komunitas rekam medis akan memiliki wawasan yang luas mengenai prospek teknologi informasi serta mampu menjembatani klinisi (pengguna dan penyedia utama informasi kesehatan) dengan para ahli komputer (informatika) yang bertujuan merancang desain aplikasi dan sistem agar dapat menghasilkan produk aplikasi manajemen informasi kesehatan di rumah sakit yang lebih efektif dan efisien.

:





BAB IV

IMPLEMENTASI INFORMASI TEKNOLOGI

BIDANG PARIWISATA


A. Pariwisata berbasis TI (Sistem Informasi Manajemen Pariwisata)

Bahwa dunia pariwisata adalah menjadi salah satu bidang garapan pemerintah daerah dalam implementasi egovernment untuk mempublikasikan/ memasarkan) potensi wisata di daerah. Berbasis Informasi teknologi dalam hal ini berarti adanya suatu Sistem Informasi Manajemen yang berbasis pada pengolahan data elektronik.

Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat maka kebutuhan untuk berlibur meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi tentang tujuan wisata, objek wisata yang menarik, sarana yang tersedia seperti transportasi untuk mencapai tujuan wisata, produk wisata yang diminati dan lain sebagainya. Untuk memperoleh informasi tersebut wisatawan sering mengalami kesulitan karena tidak mengetahui dimana dan pada siapa harus meminta informasi. Singkatnya kebutuhan informasi di bidang pariwisata meningkat dan perlu disiapkan dengan rapi dan terstruktur agar dapat diakses dengan mudah.

Selain kebutuhan wisatawan akan informasi yang lengkap, akurat dan mudah didapat, maka pihak lain yang juga membutuhkan data dan informasi tersebut adalah pihak pengelola industri pariwisata dan pemerintah sebagai pihak pengambil keputusan dan penentu kebijakan dibidang pariwisata. Namun penekanan kebutuhan data dan informasi bagi masing-masing pihak berbeda. Jika bagi wisatawan adalah untuk memudahkan mereka menentukan rencana perjalanan wisatanya sementara bagi industri pariwisata dan pemerintah adanya sistem informasi yang baik sangat membantu mereka untuk tujuan pengambilan keputusan. Suatu Sistem Informasi Manajemen (SIM) dapat membantu baik pemerintah maupun industri/ pelaku pariwisata.

Sejalan dengan keinginan pemerintah untuk memajukan industri pariwisata maka tentunya ada keinginan besar untuk menata informasi data pariwisata sebaik-baiknya agar masyarakat yang membutuhkan dapat memperoleh dengan cepat, akurat dan dapat disebarluaskan dengan mudah pula. Ada berbagai cara untuk penataan informasi tersebut. Kalau jaman dulu informasi disebarluaskan dari mulut ke mulut, kemudian melalui radio, surat kabar, televisi dan media informasi lainnya maka sekarang dengan kemajuan di bidang Teknologi Informasi ada beberapa sarana baru yang lebih mempercepat penyebarluasan informasi.

Secara umum saat ini SIM merupakan kebutuhan setiap organisasi. Hal ini disebabkan karena data yang disimpan suatu organisasi harus selalu diperbaharui dan ditambah, sehingga keberadaannya dapat membantu memberikan keputusan dengan cepat. Untuk bidang pariwisata maka SIM dapat digunakan untuk mengelola data yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan, industri pariwisata maupun pemerintah. Data pariwisata yang banyak dan selalu bertambah membutuhkan pengelolaan yang tepat. SIM punya kemampuan untuk membantu mengambil keputusan, dan juga menyediakan informasi bagi pengguna data dan informasi pariwisata. Keberadaan sistem informasi manajemen yang terintegrasi dengan baik, disertai dengan dukungan sistem komputer, akan sangat membantu pengelolaan data pariwisata.


Disamping kesiapan dari sistem pengelola data maka orang yang membangun struktur sistem informasi ini harus benar-benar mengerti kebutuhan pengguna data tersebut, karena informasi pariwisata memiliki karakteristik data yang sangat beragam seperti objek dan daya tarik, data hotel, data sarana transportasi, dan data-data fasilitas lain, hingga ke data statistik seperti jumlah wisatawan dan pemandu wisatanya, perlu dikelola secara terintegrasi. Data-data ini juga sangat dinamis, sehingga kompleks dalam pemilahannya, serta harus diperhatikan masalah keakuratan atau kebenaran datanya. Kegunaan dari setiap data juga harus diperhatikan berdasarkan segmen pasar penggunanya.


B. Berikut data-data yang umumnya dibutuhkan dalam Perencanaan Pariwisata


1. DATA RENCANA PENGEMBANGAN

• Kebijakan pembangunan, arah pembangunan & pengembangan wilayah; wilayah perencanaan & wilayah yg lebih luas (mikro-makro).

• Karakteristik kepariwisataan di daerah; ideologi, politik, sosial-budaya, hukum, ekonomi, pertahanan dan keamanan.

• Ketersediaan daya tarik wisata, aksesibilitas, fasilitas dan komunitas, regulasi & kebijakan, sumber daya manusia, manajemen, dan informasi

Segmen Pasar: Wisman dan/ atau Wisnus


2. DATA WISATAWAN

• Jumlah Kunjungan (wisnus, wisman)

• Jumlah Perjalanan (wisnus, , wisman)

• Jumlah Pengeluaran (wisnus, wisman

• Pendapatan Devisa (wisman)

• Profil Wisatawan:

Tinjauan Geografis: daerah asal & tujuan Wisata;

Tinjauan Demografis : jenis kelamin, umur, pekerjaan, dsb;

Tinjauan Psikografis: minat, tujuan, dan sasaran berwisata;

Tinjauan Perilaku: kepuasan & pengalaman berwisata.


3. DATA INDUSTRI PARIWISATA

• Database Hotel & Akomodasi

• Database Agen & Biro Perjalanan Wisata

• Database Usaha Jasa Makan & Minum

• Database Jasa Konsultan

• Database Jasa Transportasi


4. DATA DESTINASI PARIWISATA

• Fokus (tematik/ clustering)

• Lokus

• Daya Tarik (alam, budaya, minat khusus)

• Fasilitas (hotel, restoran, biro perjalanan dsb)

• Aksesibilitas (transportasi)

• Komunitas (penduduk yang berada di sekitar daya tarik wisata)

• Kebijakan & Regulasi

• Manajemen Destinasi

• Komunikasi & Informasi


5.ANALISIS

• Kebijakan pembangunan yang ada (sektoral & regional)

• Potensi kewilayahan; untuk mengetahui potensi wilayah dalam mendukung pengembangan pariwisata

• Aspek ketersediaan (supply) dan perhitungan kebutuhan pengembangan

• Aspek pasar dan proyeksi wisatawan


6. HASIL ANALISIS

• Pengembangan Pemasaran

• Pengembangan Destinasi Pariwisata

• Pengembangan Sumber Daya Manusia

• Pengembangan Kelembagaan

• Pengembangan Tata Ruang Pariwisata

• Pengembangan Lingkungan (alam & budaya)

• Pengembangan Investasi


C. Website Pariwisata

Perumusan diarahkan pada tujuan & sasaran pembangunan yang akan dicapai. Hasil Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan data ditampilkan melalui website.

Pemanfaatan internet di dunia pariwisata dalam bentuk Website / Portal sangat beragam mulai dari sekadar pemberian layanan informasi dan promosi sampai layanan yang lebih kompleks misalnya : reservasi online (hotel, paket wisata, transportasi dll), sistem pembayaran online, pengelolaan data base pariwisata daerah dan proses interaksi dan transaksi lainnya.

Beberapa hal dari pemanfaatan internet untuk pariwisata antara lain :

1. Komunikasi tidak mengenal batas ruang dan waktu , misal : orang Amerika yang ingin mencari informasi obyek wisata dan akomodasi di suatu daerah tertentu di Indonesia.

2. Akses yang mudah karena dapat dilakukan dari rumah

3. Menyediakan informasi sedetail mungkin : harga, lokasi, informasi sekitar, cuaca, atraksi, events, secara interaktif dan up to date.

4. Jangkauan yang sangat luas ke seluruh dunia dan murah.

5. Melawan ”bad publicity” tentang Indonesia misal : Indonesia dianggap tempat teroros dan kerusuhan sehingga orang takut berkunjung.

6. Menambah kredibilitas suatu organisasi karena memiliki e-mail dan website.

Kehadiran internet terutama tersedianya website/ portal pariwisata yang handal, lengkap dan interaktif tentu sangat mendukung promosi tujuan wisata yang ada di suatu daerah, sebagai contoh : sebuah website pariwisata milik suatu pemda memuat suatu promosi perjalanan wisata ke daerah yang meliputi :

- Lokasi obyek wisata (dimana, apa saja yang bisa dilihat)

- Waktu yang dibutuhkan

- Perkiraan biaya

- Pendukung yang terkait (hotel, restoran, toko souvenir, sarana hiburan, atraksi wisata)

- Saran souvenir yang perlu dibeli

- Budaya lokal (adat istiadat, bahasa, kesenian dll)


Teknologi yang tersedia harus dipilih dengan tepat, terutama menyangkut jenis layanan wisata yang ditampilkan, untuk sekadar publikasi, maka cukuplah sebuah website yang memuat info pariwisata di sebuah daerah, berupa gambar/ foto-foto dan narasi serta informasi yang diberikan masih bersifat satu arah, hanya berisi penjelasan supaya masyarakatmengetahui (web prsence).

Sedangkan untuk layanan yang lebih kompleks dan rumit diperlukan teknoogi yang lebih “advance” misalnya : diperlukan adanya website yang interaktif dengan animasi flash, gambar dan link yang lengkap, sehingga calon customer bisa meminta suatu penjelasan secara lebih detail. Perlu ditambah pula menu semacam, jadwal trayek atau peta jalan interaktif sehingga memudahkan calon customer untuk bisa sampai di suatu tempat, perlu dipikirkan pula menu transaksi yang harus ada misalnya : reservasi hotel, nilai tukar mata uang, kamus, waktu/ jam, pembayaran online, layanan sms interaktif, interaktif voice response/ call center, dan lain-lain.

Supaya suatu website diminati oleh calon customer maka diperlukan beberapa hal sebagai berikut :

1. Informasi harus di up date secara berkala (events, info baru, berita, artikel, gambar, film, animasi

2. Suatu website juga harus responsif terhadap request dan pertanyaan (banyak yang tidak menjawab email) serta tanggap terhadap keiningan pengunjung dan komunikatif (memahami alasan mengapa audiens web mendarat di suatu website).

3. Sesuaikan dengan target pembaca/ pengunjung dengancara penyampaian informasi (calon wisatawan asing membutuhkan informasi dalam bahasa Inggris/ atau bahasa asing lainnya dan dalam bahasa Indonesia).


D. Hambatan dan Kendala

Beberapa kendala yang sering dihadapi oleh suatu Dinas Pariwisata di daerah untuk mengembangkan egovernment di bidang pariwisata adalah sebagai berikut.

1. Kesulitan utama secara teknis ada pada ketersediaan akses internet, serta peralatan komputer dan jaringan yang kurang memadai.

2. Secara non teknis kesulitan ada pada ketersediaan data (content) dari Dinas Pariwisata sendiri yang mana sangat membutuhkan kerjasama dan keterbukaan dari setiap bidang dan seksi yang ada, sehingga data dapat terintegrasi dengan baik.

3. Kemampuang SDM yang relatif masih rata-rata dan belum sampai pada tingkat yang mahir khususnya penguasaan jarirngan komputer dan internet.

4. Pariwisata berbasis TI belum menjadi ”minded” dari pimpinan daerah yang dimana pada beberapa daerah, Dinas Pariwisata masih ”dianggap” dinas yang ”kering” dan ”dihindari” oleh para pejabat

Egovernment merupakan aplikasi pemacu untuk memasarkan tujuan dan potensi wisata di daerah, zaman sedang berubah dan suka atau tidak suka semua harus berubah termasuk sektor pariwisata daerah Saatnya Pariwisata Berbasis TI






BAB IV

PENUTUP


Demikian tugas matakuliah Sistim Informasi Manajemen kami susun, semoga apa yang kami tulis dapat bermanfaat bagi instansi/organisai yang terkait untuk dijadikan bahan kebijakan dalam pelaksanaan pengembangan pelayanan secara prima, sehingga kepuasan pelayanan kepada masyarakat dapat lebih efektif dan efisien guna menambah pendapatan dan mempercepat pelayanan .

Mudah-mudahan allah SWT meridhoi usaha kita bersama, atas perhatian kam ucapkan

terima kasih





Daftar Sumber Referensi


  1. Buku Panduan Samsat Pada Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
  2. Buku Kepmendagri yang mengatur tentang Pajak daerah dan retribusi daerah
  3. Referensi BE. Santoso Nugroho
  4. Petunjuk Pelayanan Teknis Samsat
  5. Buku Rekam Medis RSP. Provinsi Jawa Barat
  6. Sisetem pelayanan Rumah Sakit
  7. Egoverment
  8. Fajar Librianto
  9. Tang PC, Hammond WE. A progress report on computerbased patient records in the United States. In Dick RS, Steen EB, Detmer DE (eds): The Computer-based Patient Record: An Essential Technology for Healthcare, 2nd ed. Washington, DC, National Academy Press, 1997, pp 1–20.
  10. Doolan, DF, Bates DW, James, BC. The Use of Computers for Clinical Care: A Case Series of Advanced U.S. Sites. J Am Med Inform Assoc. 2003;10:94–107.
  11. Coiera, E. Clarke, R. e-Consent: The Design and Implementation of Consumer Consent
  12. Mechanisms in an Electronic Environment. J Am Med Inform Assoc. 2004;11:129–140.
  13. Shortliffe, E.H. Medical informatics meet medical education. 1995 (URL http://www-camis.stanford.edu/projects/smi-web/academics/jama-pulse.html)
  14. Shortliffe EH, Perreault, L.E., Wiederhold G, Fagan, L.M., eds. Medical Informatics: Computer Application in Health Care. Reading, MA: Addison-Wesley; 1990
  15. Greenes R.A., Shortliffe E.H. Medical informatics: An emerging academic discipline and institutional priority. JAMA 1990; 263:1115-1120



Tidak ada komentar:

Posting Komentar